(Renungan Warta Jemaat edisi 18 Januari 2015 GKI Darmo Permai, Surabaya)
Jika membaca surat kabar atau mendengarkan
radio, ada banyak tindak kejahatan yang terjadi di berbagai penjuru wilayah.
Setiap hari ada saja kasus pembunuhan, pencurian, perkelahian, penganiayaan,
pemerkosaan, dan lain sebagainya. Semua itu adalah masalah klasik yang ada
sejak dulu. Bahkan Alkitab pun mencatat peristiwa-peristiwa ini. Tentu
tujuannya bukan sebagai teladan agar kita mengikutinya. Sebaliknya, Alkitab
memberikan gambaran tentang betapa kejinya tindakan emosional manusia kalau
tidak dikendalikan. Iri hati, dendam, pembunuhan, penyiksaan, percabulan, perang,
semuanya berawal dari nafsu yang tidak dikendalikan.
Emosi dan hasrat manusia harus dipahami sebagai
karunia dari Tuhan. Namun, perlu diingat bahwa emosi dan hasrat ini harus
diimbangi dengan penguasaan diri. Penguasaan diri (self-control) merupakan salah satu buah Roh (Gal. 5:23). Penguasaan
diri adalah sebuah usaha yang tidak mudah, namun bisa dilakukan. Maka dari itu
disebut sebagai buah Roh, agar kita “...mengikatkan diri(-nya) kepada Tuhan,
menjadi satu roh dengan Dia,” (1 Kor. 6:17). Alkitab mencatat tindakan yang
dikendalikan dan yang tidak dikendalikan, agar kita sebagai pembaca yang setia
bisa melihat dampak dari setiap tindakan tersebut. Orang yang tidak dapat
mengendalikan diri tidak luput dari amarah Allah. Orang yang mengendalikan diri
mampu melakukan hal-hal yang berkenan di hadapan Allah.
Ketika Tuhan Yesus menawarkan sebuah jalan
kehidupan, kita dipanggil untuk mengikut Dia. Jalan kehidupan yang Tuhan Yesus
tawarkan menuntut sebuah pengendalian diri. Menjadi pengikut Tuhan Yesus
berarti memberi diri untuk dipimpin oleh kuasa Roh Kudus, menekan dan
mengendalikan nafsu kedagingan. Memang, kita telah dimerdekakan oleh Tuhan
Yesus. Namun, kemerdekaan itu tidak membuat kita terbebas begitu saja dari
segala apa yang jahat di dalam maupun di luar diri kita. Semua itu tetap ada.
Tugas kita adalah melawan semua kuasa jahat itu dengan kuasa Roh Kudus yang ada
dalam diri kita.
Mari kita melatih diri untuk benar-benar
mengikut Kristus dengan mengendalikan diri dari segala kuasa jahat, dari luar
maupun dari dalam diri kita. Tuhan memberkati kita sekalian.
“We've all got both light and dark inside us. What
matters is the part we choose to act on. That's who we really are.” Sirius
Black ― J.K. Rowling, Harry Potter and the Order of the
Phoenix