Rabu, 14 Januari 2015

Dipanggil Untuk Mengikut Yesus

(Renungan Warta Jemaat edisi 18 Januari 2015 GKI Darmo Permai, Surabaya)
Jika membaca surat kabar atau mendengarkan radio, ada banyak tindak kejahatan yang terjadi di berbagai penjuru wilayah. Setiap hari ada saja kasus pembunuhan, pencurian, perkelahian, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. Semua itu adalah masalah klasik yang ada sejak dulu. Bahkan Alkitab pun mencatat peristiwa-peristiwa ini. Tentu tujuannya bukan sebagai teladan agar kita mengikutinya. Sebaliknya, Alkitab memberikan gambaran tentang betapa kejinya tindakan emosional manusia kalau tidak dikendalikan. Iri hati, dendam, pembunuhan, penyiksaan, percabulan, perang, semuanya berawal dari nafsu yang tidak dikendalikan.
Emosi dan hasrat manusia harus dipahami sebagai karunia dari Tuhan. Namun, perlu diingat bahwa emosi dan hasrat ini harus diimbangi dengan penguasaan diri. Penguasaan diri (self-control) merupakan salah satu buah Roh (Gal. 5:23). Penguasaan diri adalah sebuah usaha yang tidak mudah, namun bisa dilakukan. Maka dari itu disebut sebagai buah Roh, agar kita “...mengikatkan diri(-nya) kepada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia,” (1 Kor. 6:17). Alkitab mencatat tindakan yang dikendalikan dan yang tidak dikendalikan, agar kita sebagai pembaca yang setia bisa melihat dampak dari setiap tindakan tersebut. Orang yang tidak dapat mengendalikan diri tidak luput dari amarah Allah. Orang yang mengendalikan diri mampu melakukan hal-hal yang berkenan di hadapan Allah.
Ketika Tuhan Yesus menawarkan sebuah jalan kehidupan, kita dipanggil untuk mengikut Dia. Jalan kehidupan yang Tuhan Yesus tawarkan menuntut sebuah pengendalian diri. Menjadi pengikut Tuhan Yesus berarti memberi diri untuk dipimpin oleh kuasa Roh Kudus, menekan dan mengendalikan nafsu kedagingan. Memang, kita telah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus. Namun, kemerdekaan itu tidak membuat kita terbebas begitu saja dari segala apa yang jahat di dalam maupun di luar diri kita. Semua itu tetap ada. Tugas kita adalah melawan semua kuasa jahat itu dengan kuasa Roh Kudus yang ada dalam diri kita.
Mari kita melatih diri untuk benar-benar mengikut Kristus dengan mengendalikan diri dari segala kuasa jahat, dari luar maupun dari dalam diri kita. Tuhan memberkati kita sekalian.


“We've all got both light and dark inside us. What matters is the part we choose to act on. That's who we really are.” Sirius Black  J.K. Rowling, Harry Potter and the Order of the Phoenix

Tidak ada komentar:

Posting Komentar